Impian terlahir dari interaksi jiwa dengan keindahan, lalu
tumbuh semakin besar dan mengakar menjadi sebuah obsesi, yang setiap harinya
disirami oleh keyakinan dan dipupuk oleh ikhtiar, dengan harapan suatu saat
nanti tiba waktunya bunga kesempatan mekar begitu indahnya.
Tapi ingatlahlah, bunga tidak akan menjadi buah tanpa adanya interpensi, baik dari angin yang berhembus membawa udara sejuk, lalu pergi dan berharap dia kembali dan diapun kembali.
Atau dari kumbang yang datang hanya untuk mengenyangkan perutnya, dengan menghisap madu dan meninggalkan guratan pada kelopak bunga, lalu pergi begitu saja tanpa pernah kembali.
Walau terkadang dalam proses ini ada kehilangan dan luka, tapi dari proses inilah kedewasaan diri diuji. Berhenti berproses, menjadi layu, lalu jatuh berguguran dan mengering ?,
Ataukah lanjut berproses, lalu menjadi sepentil buah ?.
Atau dari kumbang yang datang hanya untuk mengenyangkan perutnya, dengan menghisap madu dan meninggalkan guratan pada kelopak bunga, lalu pergi begitu saja tanpa pernah kembali.
Walau terkadang dalam proses ini ada kehilangan dan luka, tapi dari proses inilah kedewasaan diri diuji. Berhenti berproses, menjadi layu, lalu jatuh berguguran dan mengering ?,
Ataukah lanjut berproses, lalu menjadi sepentil buah ?.
Jaga dan rawatlahlah buah impian agar ia tetap kokoh pada rantingnya dan menjadi besar, hingga
tiba waktunya buah impian menjadi masak dan ranum.
Darinya, manisnya hidup didunia dan akhirat, akan begitu terasa nikmat dan menyenangkan.
Darinya, manisnya hidup didunia dan akhirat, akan begitu terasa nikmat dan menyenangkan.
Dan sungguh, semua ini tidak akan pernah terjadi tanpa kehendak Tuhanmu,
berdoalah diantara sujud dan rukukmu, agar setiap mimpi menjadi nyata.”
“ Teruslah bermimipi dalam hidup, tapi janganlah hidup dalam
mimpi. “
Ibnu Adhi Al-Jawi
06.01.2014