Mengapa sekarang kau menangis bunda,
Ketika mortir menghancurkan Japar,kau tak menangis,
Ketika peluru menembus kepala Umar,kau tak menagis.
Ketika bom mengancurkan tubuh Hamzah,kau tak menangis.
Ketika peluru menembus jantung Usamah ,kau tak menangis.
Lalu mengapa kau menangisi Jaid, apa karena dia mati dalam siksaan jionis ?
" Aku tidak pernah menangisi anak laki-lakiku, Yang kutangisi tak ada lagi yang dapat aku persembahkan untuk Islam. "
Bunda,masih ada aku,aisah.
Bawalah aku ke negeri yang damai,
Nikahkanlah aku dengan seorang yang soleh,
Akan aku lahirkan dan besarkan mujahid-mujahid,
Bukan hanya satu,dua,atau tiga,
jika Alloh berkehendak dan memberikekuatan padaku,aku rela setiap tahunku seorang mujahid terlahir.
Bunda masih ada aku,aisah.
Akan aku jadikan mereka para pemimpin seperti,
Abubakar as-sidik,
Umar ibnu khotob,
Usman ibnu Affan,
Ali bin abi tholib.
Bunda masih ada aku,aisah.
Akan aku jadikan mereka panglima-panglima yg gagah berani seperti,
Khalid bin walid,
Usamah bin zaid,
Thoriq bin jiyad,
Salahudin al-ayubi.
Bunda,masih ada aku,aisah.
Akann aku kirimkan ribuan,jutaan,bahkan milyaran mujahid,
Yang menggentarkan setiap jiwa yg memusuhi Islam.
Yang akan menciutkan nyali mereka yg memerangi islam.
Yang akan membuat hina para kaum munafik.
Bunda,masih ada aku,aisah.
Akan kukirim mereka laksana debu yg di hempaskan gunung berapi,
Akan aku giring mereka laksana gelombang tsunami,
Akan aku lembutkan hati mereka laksana sutra ketika mereka bertemu wanita,orang lanjut usia dan anak-anak kecil,
Akan aku bijakan,santunkan,diri mereka.
Bunda masih ada aku,Aisah.
Yang akan berjihad dengan takdirku,sebagai seorang wanita.
Selembar Puisi Untuk Palestin.
( Ibnu Adhi Al-Jawi )
Kamis, 27 Desember 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar